Friday, 20 Sep 2024
  • Selamat Datang di website SMP Negeri 3 Jayapura

SMPN 3 Jayapura Gelar IHT, Rumuskan Strategi Pembelajaran

“Pembelajaran jarak jauh ini kita hanya bisa lihat di sisi efektivitasnya, tapi belum lihat sejauh mana partisipasinya” katanya usai membuka IHT, Senin 9 Agustus 2021.

 

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura –  SMP Negeri 3  Jayapura mengelar In House Training (IHT) dengan tema menuju program sekolah penggerak dalam rangka pengembangan profil pelajar Pancasila dan merdeka belajar.

IHT bertujuan untuk merefleksikan nilai dan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan perannya sebagai guru, merumuskan strategi pembelajaran yang sesuai dengan nilai Ki Hajar Dewantara, serta dapat menerapkan prinsip penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).

Kepala Sekolah SMPN 3 Jayapura,  Mudji Taba Yusuf menyampaikan bahwa  melalui IHT para guru dapat berkolaborasi dan menerapkan pembelajaran di kelas 7, sehingga dapat berintegrasi membuat modul dan nanti dapat dipakai untuk pembelajaran ke depan.

“Harapan kami bapak dan ibu guru  yang mengajar di kelas 7 ini dapat berkolaborasi, menciptakan mengimplementasikan materi – materi yang berhubungan dengan profil belajar Pancasila, nantinya dilaksanakan pada anak-anak peserta didik pada waktu pembelajaran nanti,” kata Yusuf.

Pembelajaran Jarak Jauh Tidak Efektif

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Fachruddin Pasolo mengapresiasi adanya kegiatan IHT. Menurutnya,  IHT dapat menjadi forum diskusi untuk mengevaluasi pola-pola pembelajaran di masa Covid-19 agar lebih efektif.

“Pembelajaran jarak jauh ini kita hanya bisa lihat di sisi efektivitasnya, tapi belum lihat sejauh mana partisipasinya” katanya usai membuka IHT, Senin 9 Agustus 2021.

Pasolo menilai pembelajaran jarak jauh ini tidak efektif, karena keterbatasan infrastruktur. Hal ini juga menyebabkan tujuan pendidikan pelayanan berkelas, adil dan rata tidak terwujud, karena banyak siswa yang tidak mengikuti sistem.

Pasolo berharap pembelajaran ini tetap terlaksana dengan baik, demi keselamatan anak-anak, orang tua dan  guru. “Tidak ada opsi dan tidak jalan lain, untuk itu guru harus dituntut kreatif lagi.  Saya harap mereka diskusikan hal ini, karena pasti ada hambatan di internal guru,” ujarnya.

Post Terkait

0 Komentar

KELUAR